KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang Penentuan Harga Transfer.
Makalah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap
semoga makalah tentang sistem pengendalian manajemen sector publik ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.
Palembang,
Mei 2016
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan yang
organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusat-pusat laba, transfer barang atau
jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga transfer,
karena masing-masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba,
sehingga setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba akan berdampak
terhadap laba masing - masing pihak yang terkait.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran.Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk.Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta serta pemberian persetujuan atas ususlan harga dari manajemen dibawahnya.
Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran.Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk.Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta serta pemberian persetujuan atas ususlan harga dari manajemen dibawahnya.
Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari harga transfer?
2.
Sebutkan
tujuan dari harga transfer?
3. Metode –metode apa saja yang
dipakai dalam menentukan harga transfer?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Harga Transfer
Ø
Harga
transfer (dalam arti luas) adalah penentuan harga barang atau jasa yang
ditransfer kepada antar pusat pertanggung-jawaban dalam satu organisasi tanpa
memandang bentuk pusat pertanggungjawabannya.
Ø
Harga
transfer (dalam arti sempit) adalah harga perpindahan barang antara duapusat
laba atau lebih.
Untuk
pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan
penilaian kemampuan laba divisi. Oleh sebab itu di dalam suatu perusahaan
terdapat :
a. Divisi
yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.
b. Divisi
yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.
Sehingga
dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan :
1. Keputusan pemilihan sumber, adalah
menetapkan membeli dari luar perusahaan atau eksternal (pemasok) atau membeli
dari dalam perusahaan atau internal (divisi penjual).
2. Keputusan
penetapan (penentuan) besarnya harga transfer Harga transfer sering memicu
masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit,
yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi
pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli
sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka
penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
B. Tujuan harga
transfer
Harga transfer yang
terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1. Memberi informasi yang relevan
kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum
antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang
selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat
meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu pengukuran kinerja
ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem tersebut harus mudah
dimengerti dan dikelola.
Harga
transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga
transfer juga mempengaruhi laba unit, harga tranfer yang tinggi akan merugikan
unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit
penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting
C. Metode
Penentuan Harga Transfer
Tentunya
dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan
harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah
satu pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus
terusdiperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang
akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli
dari pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit
diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Metode
penentuan Harga Transfer :
a) Metode Variable Cost
Adalah
penetapan harga transfer yang sama dengan biaya variabel unit penjualan,
Standard + Laba. Hal ini dilakukan apabila penjual mempunyai kapasitas yang
berlebihan. Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan permintaan internal karena
harganya cukup rendah.
b) Metode Full Cost,
Adalah
penetapan harga transfer berdasarkan pembebanan penuh dan yang paling umum
digunakan karena dapat dipahami dengan baik dan informasinya siap tersedia pada
catatan akuntansi. Kelemahannya adalah termasuk biaya-biaya tetap yang
berpengaruh terhadap keputusan jangka pendek.
c) Metode
Market Price,
Adalah
penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar, dan metode ini paling
disukai. Keunggulannya bahwa harga transfernya cukup obyektif. Kelemahannya
bahwa harga pasar produk/jasa tertentu tidak tersedia.
d) Metode
Negotiated Price,
Adalah
penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat
pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang
cukup signifikan diantara keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh
kedua belah pihak, sehingga tidak perlu arbitrasenya. Keterbatasannya adalah
mengurangi otonomi unit-unit tersebut.
Metode
penentuan harga transfer oleh perusahaan pada umumnya menggunakan tidak hanya 1
(satu) metode, tetapi 2 (dua) metode atau lebih, dan hal ini disebut dual pricing.Prinsip dasar,
harga transfer sebaiknya sama dengan harga yang dikenakan seandainya produk
tersebut dijual ke konsumen di luar atau dibeli dari pemasok luar. Situasi yang
paling ideal adalah berdasarkan harga pasar, hal ini akan tercapai jika
dipenuhi kondisi-kondisi :
1. Orang-orang
yang kompeten yang harus memperhatikan kinerja jangka panjang yang sama dengan
jangka pendek.
2. Atmosfer
yang baik profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga
transfer dikehendaki yang adil.
3. Kondisi
pasar yang normal dan mapan, ini identik dengan kondisi produk yang sama
(kualitas, kuantitas dan waktu pengiriman),sehingga memperoleh penghematan dari
penjualan di dalam perusahaan.
4. Kebebasan
memperoleh sumber daya sehingga manajer pusat laba dapat berurusan dengan pihak
eksternal dan internal, dan harga transfer merupakan biaya kesempatan bagi
penjual untuk menjual produknya ke dalam perusahaan.
5. Informasi
penuh para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada baik dari biaya
maupun pendapatannya yang relevan.
6. Negosiasi
harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.
Hambatan
perolehan sumberdaya, idealnya manajer pembelian bebas untuk mengambil
keputusan memperoleh sumber daya, sebaliknya manajer penjualan bebas untuk
menjual produk ke pasar yang paling menguntungkan. Jika kebijakan korporat
membatasi, maka ada hambatan dalam memperoleh sumber daya pada kebijakan harga
transfer. Hal ini meliputi :
1. Pasar
yang terbatas, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli sangat terbatas,
dengan alasan : a) Kapasitas internal membatasi pengembangan penjualan
internal.
b) Perusahaan
merupakan produsen tunggal dari produk yang terdiferensiasi, tidak ada sumber
daya dari luar.
c) Jika
perusahaan telah melakukan investasi yang sangat besar, maka cenderung tidak
akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati
biaya varaibel perusahaan, dan ini jarang terjadi.
Untuk
mengetahui harga kompetitif, caranya :
a. Ada
harga pasar yang diterbitkan.
b. Harga
pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan usaha
tersebut.
c. Pusat
laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar bebas akan meniru harga
kompetitif yang berada di luar.
d. Pusat
laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/bebas.
2. Kelebihan
dan kekurangan kapasitas industri, hal ini akan terjadi :
a. Jika pusat laba penjualan tidak bisa menjual
produknya ke pasar bebas atau mempunyai kapasitas berlebih. Perusahaan tidak
dapat mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli dari pemasok
luar sedangkan kapasitas produksinya masih memadai.
b. Jika
pusat laba pembelian tidak memperoleh produk yang diperlukan dari luar
sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke luar, akibatnya kekurangan
kapasitas produksi dalam industri, dan out dari pusat laba pembelian terhambat
sehingga laba perusahaan tidak optimal.
c. Jika
jumlah harga transfer kecil atau sementara perusahaan membiarkan para pembeli
dan penjual saling bekerja sama tanpa campur tangan Kantor Pusat.
d. Beberapa
perusahaan memberikan wewenang pusat laba pembelian atau penjualan untuk
menyerahkan keputusan memperoleh sumber daya pada seseorang atau Komite.
e. Jika
terjadi pertentangan antara pusat laba pembelian dengan penjualan maka yang
dipilih adalah berurusan dengan pihak luar karena mereka memberikan layanan
yang terbaik.
f. Jika
ada hambatan perolehan sumber daya, maka harga pasar adalah harga transfer yang
paling baik atau cara lain yang lebih kompetitif.
g. Dalam
penentuan harga transfer unsur-unsur iklan, pendanaan dan lainnya yang tidak
dikeluarkan oleh penjual tidak diperhitungkan
3. Aspek
Internasional Harga Transfer
Transfer pricing sering juga disebut
dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau
internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan
pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup
perusahaan). Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat
menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar). Tujuan
harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation
(MNC)
serta barang yang ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga
transfer internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko
pertukaran asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan
memperbaiki hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik
seperti motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali
menjadi sekunder ketika transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih
fokus pada pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh
karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga
secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan
mengurangi jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
4. Konsep
harga transfer
Dalam arti luas harga transfer
meliputi harga produk atau jasa yang ditransfer antarpusat pertanggungjawaban
dalam perusahaan. Dengan demikian pengertian harga transfer ini meliputi semua
bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu dan departemen produksi dan harga
“jual” produk atau jasa yang ditransfer antar pusat laba. Dalam arti sempit
harga transfer merupakan harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat laba
dalam perusahaan yang sama. Karena manajer pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan
laba yang diperoleh, maka setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba,
selalu diperhitungkan di dalamnya unsur laba.
5. Karakteristik
harga transfer
Jika antar pusat laba dalam suatu
perusahaan membeli dan menjual barang, ada dua macam keputusan yang harus di
buat.
♣ Keputusan
pemilihan sumber.
Keputusan
pertama yang harus dibuat adalah penentuan dimana produk harus diproduksi,
yaitu diproduksi di dalam perusahaan atau dibeli dari pemasok luar. Keputusan
ini disebut dengan istilah lain sourcing decision.
♣ Keputusan
penentuan harga transfer.
Jika produk
diproduksi di dalam perusahaan, keputusan berikutnya yang harus dibuat adalah
pada harga transfer berapa produk tersebut ditransfer dari divisi penjual ke
divisi pembeli. Keputusan ini dikenal dengan istilah lain transfer pricing
decision.
Dalam penentuan harga transfer ada
dua divisi yang terlibat: divisi penjual, yang mentransfer barang atau jasa dan
divisi pembeli, yang menerima transfer barang atau jasa dari divisi penjual.
Dari dua konsep harga transfer di atas, penetuan harga transfer yang memiliki
potensi untuk menimbulkan banyak masalah adalah penentuan harga transfer barang
antardivisi sebagai pusat laba. Harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga
karakteristik berikut ini:
1. Masalah
harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya
berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga transfer merupakan unsur
yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi di divisi
pembeli.
2. Harga
transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya. Harga transfer merupakan
alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus mengintegrasikan divisi yang
dibentuk.
6. Memilih
dan Menentukan Harga Transfer yang benar
Harus mempertimbangkan 3 (tiga)
faktor yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah akan melakukan
transfer-transfer internal atau tidak, yaitu :
1. Apakah
terdapat pemasok dari luar?
Jika tidak
ada harga pasar, maka harga transfer yang paling baik adalah berdasarkan biaya
atau negosiasi. Jika ada maka perlu mempertimbangkan biaya variabel penjual.
2. Apakah
biaya variabel penjual lebih kecil dari pada harga pasar?
jika
tidak maka harga jual penjual lebih tinggi dari harga pasar, sebaiknya membeli
di luar (pasar). Sebaliknya jika ya biaya variabel penjual lebih rendah dari
harga pasar, dan harga penjual lebih rendah maka sebaiknya membeli di dalam.
3. Apakah
unit penjual beroperasi pada kapasitas penuh?
jika
tidak berarti penjual penjual harus menjediakan bagi pembeli internal dan harga
transfer berada diantara harga variabel dan harga pasar, jika ya perlu menentukan
dan membandingkan penghematan biaya penjualan internal VS biaya oportunitas atas
penjualan yang hilang pada unit penjualan.
7. Tunjuan
Dan Prinsip Harga Tranfer
Tujuan harga Transfer :
Memberikan
informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha dalam penentuan transfer
yang optimum antara pendapatan dan biaya.
Menghasilkan
keputusan yang selaras (goal congruence), karena system yang digunakan untuk
kepuutusan dapat meningkatkan laba usaha yang akan meningkatkan laba
perusahaan.
Membantu
pengukuran kinerja ekonomi unit usaha.
Sistem
yang mudah dimengerti dan dikelola.
Prinsip
Dasar :
Harga
transfer sebaiknya sama dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk
tersebut dijual ke pasar atau dibeli dari pemasok. Prinsip ini sulit ekonomi
klasik harga jual = biaya marginal, karena labanya optimum (tetapi tidak
realistis bagi harga transfer). Oleh sebab itu ada kebijakan dalam penentuan
harga transfer dimulai dari yang sederhana sampai dengan yang ideal, atau
mudah.
8. Mekanisme
Penyelesaian Konflik
Bila terjadi konflik antara unit
penjual (produksi) dan unit pemakai (pembeli), dilakukan dengan membentuk
Komite Harga Transfer yang paling ekstrim,
yang memiliki 3 (tiga) tanggung jawab :
1.Menyelesaikan
arbitrasi harga transfer.
2. Meninjau
alternatif perolehan sumber daya (jika ada).
3.Mengubah
peraturan harga transfer jika diperlukan.
Cara melakukan arbitrase :
1) Sistem
formal tertulis ditujukan kepada Arbitror (pendamai).
2) Sistem
Informal melalui presentasi secara lisan
Cara-cara
untuk menyelesaikan konflik :
1. Forcing
(memaksa), untuk menghindari konflik.
2. Smoothing
(membujuk), untuk menghindari konflik.
3. Bargaining
(menawarkan), untuk penyelesaian konflik.
4. Problem solving (menyelesaikan
masalah) untuk menyelesaikan konflik.
Karena setiap divisi yang dibentuk
perusahaan diukur kinerjanya atas dasar laba yang diperoleh masing-masing, maka
dua masalah yang selalu dirundingkan oleh divisi penjual dan divisi pembeli
adalah:
a) Dasar
yang digunakan sebagai landasan penentuan harga transfer. Dalam penentuan harga
transfer, divisi pembeli dan divisi penjual harus menyepakati dasar yang akan
dipakai sebagai landasan penentuan harga transfer: biaya dan harga pasar. Biaya
yang dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer adalah biaya penuh: biaya
penuh sesungguhnya dan biaya penuh standar.
b) Besarnya
laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dua faktor yang harus
dirundingkan antara divisi penjual dengan divisi pembeli dalam menentukan
besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer adalah:
Dasar
yang digunakan untuk menentukan laba yang diperhitungkan dalam harga transfer.
Besarnya
laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Laba yang diperhitungkan dalam
harga transfer dapat ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari biaya
penuh atau berdasarkan aktiva penuh yang digunakan untuk memproduksi produk.
Jika laba ditentukan sebesar persentase tertentu dari biaya penuh, harga
transfer yang dihasilkan tidak memperhitungkan modal yang diperlukan dalam
memproduksi produk yang ditransfer. Aktiva penuh merupakan dasar yang baik
untuk memperhitungkan laba dalam harga transfer, namun banyak masalah yang
timbul dalam memperhitungkan aktiva penuh sebagai investment base. Jika aktiva
penuh divisi dipakai sebagai dasar penentuan laba yang diperhitungkan dalam
harga transfer, dua factor yang harus dipertimbangkan adalah:
Jenis
aktiva yang diperhitungkan sebagai dasar
Cara
penilaian aktiva yang digunakan sebagai dasar
Jenis aktiva yang diperhitungkan
sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer dapat digolongkan menjadi dua
kelompok: aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Jenis aktiva yang
diperhitungkan dalam aktiva lancar divisi penjual adalah aktiva lancar yang
digunakan untuk operasi divisi penjual. Dengan demikian investasi sementara
dalam surat berharga tidak diperhitungkan sebagai aktiva yang dipakai sebagai
dasar penentuan laba dalam harga transfer. Begitu pula dengan investasi jangka
panjang divisi penjual tidak diperhitungkan dalam aktiva tidak lancar yang
dipakai sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer.
Aktiva tetap yang diperhitungkan
sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer adalah kondisi aktiva tetap
divisi penjual pada awal tahun berlakunya harga transfer. Jika dalam tahun
berjalan, divisi penjual melakukan investasi dalam aktiva tetap, jumlah
investasi ini biasanya diperhitungkan dalam penentuan harga transfer tahun
berikutnya. Begitu pula jika dalam tahun berjalan divisi penjual melakukan
penghentian pemakaian aktiva tetapnya, perubahan ini baru diperhitungkan dalam
penentuan harga transfer tahun berikutnya.
Dalam
penentuan harga transfer berdasarkan biaya, terdapat berbagai pilihan tipe
biaya yang digunakan sebagai dasar: biaya sesungguhnya atau biaya standar. Tipe
biaya manapun yang dipilih, biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan
harga transfer dapat direkayasa dengan salah satu dari tiga metode biaya: full
costing, variable costing, activity based costing.
Dalam penentuan harga transfer
berdasarkan harga pasar, harga transfer dihitung dengan menggunakan metode
harga pasar minus. Harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan potongan volume
dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan
harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli.
Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan
biaya kesempatan baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga
harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer
bagi divisi yang terlibat.
Karena penentuan harga transfer
memerlukan proses negosiasi antar manajer divisi yang terlibat, perlu dibuat
aturan negosiasi, sehingga masing-masing manajer menggunakan dasar yang sama
untuk membahas berbagai unsur yang akan diperhitungkan dalam harga transfer. Di
samping itu, karena terdapat kemungkinan terjadinya perselisihan pendapat antar
manajer divisi yang terlibat, perlu dibentuk lembaga arbitrase untuk memberi
kesempatan kepada para manajer tersebut untuk mengajukan dan menyelesaikan
berbagai perbedaan yang tidak dapat mereka selesaikan dalam proses negosiasi.
9. Praktik
Harga Transfer
Dalam praktiknya, beberapa metode
penentuan harga transfer digunakan bersamaan. Factor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan metode harga transfer antara lain tujuan perusahaan: apakah tujuannya
adalah mengelola beban pajak, atau mempertahankan posisi daya saing perusahaan,
atau mempromosikan evaluasi kerja yang setara.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu
transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari
dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba
Metode yang digunakan dalam menentukan harga transfer ada 3 yaitu:
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba
Metode yang digunakan dalam menentukan harga transfer ada 3 yaitu:
1. Metode Variable Cost
2. Metode Full Cost
3. Metode Market Price
4. Metode Negotiated Price
B . Saran
Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari.
Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari.
saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana tawaran pinjaman mr pedro membantu hidup saya, bukan ide yang baik untuk menggunakan pinjaman gajian secara teratur. Jika Anda terus-menerus memperpanjang tanggal pembayaran Anda dan sering meminjam ke gaji Anda berikutnya, itu bisa memberi Anda banyak uang. namun, sama masuk akalnya untuk memutuskan pinjaman hari gajian karena mereka dapat dengan cepat disetujui pada hari yang sama ketika Anda memasukkan formulir aplikasi pinjaman Anda. Anda dapat menghubungi penawaran pinjaman mr pedro karena pinjaman gaji saya sangat cepat untuk diproses, email pedroloanss@gmail.com untuk meminta segala jenis pinjaman. whatsapp +18632310632
BalasHapus