Rabu, 05 Oktober 2016

Penentuan Harga transfer



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Penentuan Harga Transfer.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang sistem pengendalian manajemen sector publik ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.


                                                                       

                                                                        Palembang,      Mei 2016

                                                                                    Penulis














BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah dibagi-bagi menjadi pusat-pusat laba, transfer barang atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan masalah penentuan harga transfer, karena  masing-masing pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba akan berdampak terhadap laba masing - masing pihak yang terkait.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian pemasaran.Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divisi dan lini produk.Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta serta pemberian persetujuan atas ususlan harga dari manajemen dibawahnya.
Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat – pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.


B. Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari harga transfer?
2.      Sebutkan tujuan dari harga transfer?
3.      Metode –metode apa saja yang dipakai dalam menentukan harga transfer?














BAB II
PEMBAHASAN


A.Pengertian Harga Transfer
Ø  Harga transfer (dalam arti luas) adalah penentuan harga barang atau jasa yang ditransfer kepada antar pusat pertanggung-jawaban dalam satu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawabannya.
Ø  Harga transfer (dalam arti sempit) adalah harga perpindahan barang antara duapusat laba atau lebih.

Untuk pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan penilaian kemampuan laba divisi. Oleh sebab itu di dalam suatu perusahaan terdapat :
a. Divisi yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.
b. Divisi yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.
Sehingga dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan :
 1. Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar perusahaan atau eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan atau internal (divisi penjual).
2. Keputusan penetapan (penentuan) besarnya harga transfer Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer  juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.

B. Tujuan harga transfer
Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1.      Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2.      Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3.      Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4.      Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi laba unit, harga tranfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting
C. Metode Penentuan Harga Transfer
Tentunya dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus terusdiperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan. Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Metode penentuan Harga Transfer :
 a) Metode Variable Cost 
Adalah penetapan harga transfer yang sama dengan biaya variabel unit penjualan, Standard + Laba. Hal ini dilakukan apabila penjual mempunyai kapasitas yang berlebihan. Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan permintaan internal karena harganya cukup rendah.
 b)  Metode Full Cost,
Adalah penetapan harga transfer berdasarkan pembebanan penuh dan yang paling umum digunakan karena dapat dipahami dengan baik dan informasinya siap tersedia pada catatan akuntansi. Kelemahannya adalah termasuk biaya-biaya tetap yang berpengaruh terhadap keputusan jangka pendek.
c) Metode Market Price,
Adalah penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar, dan metode ini paling disukai. Keunggulannya bahwa harga transfernya cukup obyektif. Kelemahannya bahwa harga pasar produk/jasa tertentu tidak tersedia.
d)  Metode Negotiated Price,
Adalah penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang cukup signifikan diantara keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh kedua belah pihak, sehingga tidak perlu arbitrasenya. Keterbatasannya adalah mengurangi otonomi unit-unit tersebut.

Metode penentuan harga transfer oleh perusahaan pada umumnya menggunakan tidak hanya 1 (satu) metode, tetapi 2 (dua) metode atau lebih, dan hal ini disebut dual  pricing.Prinsip dasar, harga transfer sebaiknya sama dengan harga yang dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen di luar atau dibeli dari pemasok luar. Situasi yang paling ideal adalah berdasarkan harga pasar, hal ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi :
1. Orang-orang yang kompeten yang harus memperhatikan kinerja jangka panjang yang sama dengan jangka pendek.
2. Atmosfer yang baik profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga transfer dikehendaki yang adil.
3. Kondisi pasar yang normal dan mapan, ini identik dengan kondisi produk yang sama (kualitas, kuantitas dan waktu pengiriman),sehingga memperoleh penghematan dari penjualan di dalam perusahaan.
4. Kebebasan memperoleh sumber daya sehingga manajer pusat laba dapat berurusan dengan pihak eksternal dan internal, dan harga transfer merupakan biaya kesempatan bagi penjual untuk menjual produknya ke dalam perusahaan.
5. Informasi penuh para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada baik dari biaya maupun pendapatannya yang relevan. 
6. Negosiasi harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit usaha.

Hambatan perolehan sumberdaya, idealnya manajer pembelian bebas untuk mengambil keputusan memperoleh sumber daya, sebaliknya manajer penjualan bebas untuk menjual produk ke pasar yang paling menguntungkan. Jika kebijakan korporat membatasi, maka ada hambatan dalam memperoleh sumber daya pada kebijakan harga transfer. Hal ini meliputi :
1. Pasar yang terbatas, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli sangat terbatas, dengan alasan : a) Kapasitas internal membatasi pengembangan penjualan internal.
b) Perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdiferensiasi, tidak ada sumber daya dari luar.
c) Jika perusahaan telah melakukan investasi yang sangat besar, maka cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya varaibel perusahaan, dan ini jarang terjadi.
Untuk mengetahui harga kompetitif, caranya :
a. Ada harga pasar yang diterbitkan.
b. Harga pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan usaha tersebut.
c. Pusat laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar bebas akan meniru harga kompetitif yang berada di luar.
d. Pusat laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/bebas.

2. Kelebihan dan kekurangan kapasitas industri, hal ini akan terjadi :
a. Jika pusat laba penjualan tidak bisa menjual produknya ke pasar bebas atau mempunyai kapasitas berlebih. Perusahaan tidak dapat mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli dari pemasok luar sedangkan kapasitas produksinya masih memadai.
b. Jika pusat laba pembelian tidak memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke luar, akibatnya kekurangan kapasitas produksi dalam industri, dan out dari pusat laba pembelian terhambat sehingga laba perusahaan tidak optimal.
c. Jika jumlah harga transfer kecil atau sementara perusahaan membiarkan para pembeli dan penjual saling bekerja sama tanpa campur tangan Kantor Pusat.
d. Beberapa perusahaan memberikan wewenang pusat laba pembelian atau penjualan untuk menyerahkan keputusan memperoleh sumber daya pada seseorang atau Komite.
e. Jika terjadi pertentangan antara pusat laba pembelian dengan penjualan maka yang dipilih adalah berurusan dengan pihak luar karena mereka memberikan layanan yang terbaik.
f. Jika ada hambatan perolehan sumber daya, maka harga pasar adalah harga transfer yang paling baik atau cara lain yang lebih kompetitif.
g. Dalam penentuan harga transfer unsur-unsur iklan, pendanaan dan lainnya yang tidak dikeluarkan oleh penjual tidak diperhitungkan

3. Aspek Internasional Harga Transfer
            Transfer pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar). Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation
 (MNC) serta barang yang ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder ketika transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih fokus pada pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak atau bea dari suatu negara.

4. Konsep harga transfer
            Dalam arti luas harga transfer meliputi harga produk atau jasa yang ditransfer antarpusat pertanggungjawaban dalam perusahaan. Dengan demikian pengertian harga transfer ini meliputi semua bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu dan departemen produksi dan harga “jual” produk atau jasa yang ditransfer antar pusat laba. Dalam arti sempit harga transfer merupakan harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat laba dalam perusahaan yang sama. Karena manajer pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka setiap transfer barang atau jasa antar pusat laba, selalu diperhitungkan di dalamnya unsur laba.



5. Karakteristik harga transfer
            Jika antar pusat laba dalam suatu perusahaan membeli dan menjual barang, ada dua macam keputusan yang harus di buat.
♣ Keputusan pemilihan sumber.
Keputusan pertama yang harus dibuat adalah penentuan dimana produk harus diproduksi, yaitu diproduksi di dalam perusahaan atau dibeli dari pemasok luar. Keputusan ini disebut dengan istilah lain sourcing decision.
♣ Keputusan penentuan harga transfer.
Jika produk diproduksi di dalam perusahaan, keputusan berikutnya yang harus dibuat adalah pada harga transfer berapa produk tersebut ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli. Keputusan ini dikenal dengan istilah lain transfer pricing decision.
            Dalam penentuan harga transfer ada dua divisi yang terlibat: divisi penjual, yang mentransfer barang atau jasa dan divisi pembeli, yang menerima transfer barang atau jasa dari divisi penjual. Dari dua konsep harga transfer di atas, penetuan harga transfer yang memiliki potensi untuk menimbulkan banyak masalah adalah penentuan harga transfer barang antardivisi sebagai pusat laba. Harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga karakteristik berikut ini:
1. Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi di divisi pembeli.
2. Harga transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya. Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.

6. Memilih dan Menentukan Harga Transfer yang benar
            Harus mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah akan melakukan transfer-transfer internal atau tidak, yaitu :
1.  Apakah terdapat pemasok dari luar?
Jika tidak ada harga pasar, maka harga transfer yang paling baik adalah berdasarkan biaya atau negosiasi. Jika ada maka perlu mempertimbangkan biaya variabel penjual.

2.  Apakah biaya variabel penjual lebih kecil dari pada harga pasar?
 jika tidak maka harga jual penjual lebih tinggi dari harga pasar, sebaiknya membeli di luar (pasar). Sebaliknya jika ya biaya variabel penjual lebih rendah dari harga pasar, dan harga penjual lebih rendah maka sebaiknya membeli di dalam.

3.  Apakah unit penjual beroperasi pada kapasitas penuh?
 jika tidak berarti penjual penjual harus menjediakan bagi pembeli internal dan harga transfer berada diantara harga variabel dan harga pasar, jika ya perlu menentukan dan membandingkan penghematan biaya penjualan internal VS biaya oportunitas atas penjualan yang hilang pada unit penjualan.

7. Tunjuan Dan Prinsip Harga Tranfer
            Tujuan harga Transfer :
 Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha dalam penentuan transfer yang optimum antara pendapatan dan biaya.
 Menghasilkan keputusan yang selaras (goal congruence), karena system yang digunakan untuk kepuutusan dapat meningkatkan laba usaha yang akan meningkatkan laba perusahaan.
 Membantu pengukuran kinerja ekonomi unit usaha.
 Sistem yang mudah dimengerti dan dikelola.



Prinsip Dasar :
Harga transfer sebaiknya sama dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke pasar atau dibeli dari pemasok. Prinsip ini sulit ekonomi klasik harga jual = biaya marginal, karena labanya optimum (tetapi tidak realistis bagi harga transfer). Oleh sebab itu ada kebijakan dalam penentuan harga transfer dimulai dari yang sederhana sampai dengan yang ideal, atau mudah.

8. Mekanisme Penyelesaian Konflik
            Bila terjadi konflik antara unit penjual (produksi) dan unit pemakai (pembeli), dilakukan dengan membentuk Komite Harga Transfer yang paling ekstrim, yang memiliki 3 (tiga) tanggung jawab :
1.Menyelesaikan arbitrasi harga transfer.
2. Meninjau alternatif perolehan sumber daya (jika ada).
3.Mengubah peraturan harga transfer jika diperlukan.

 Cara melakukan arbitrase :
1) Sistem formal tertulis ditujukan kepada Arbitror (pendamai).
2) Sistem Informal melalui presentasi secara lisan

Cara-cara untuk menyelesaikan konflik :
1. Forcing (memaksa), untuk menghindari konflik.
2. Smoothing (membujuk), untuk menghindari konflik.
3. Bargaining (menawarkan), untuk penyelesaian konflik.
 4. Problem solving (menyelesaikan masalah) untuk menyelesaikan konflik.
            Karena setiap divisi yang dibentuk perusahaan diukur kinerjanya atas dasar laba yang diperoleh masing-masing, maka dua masalah yang selalu dirundingkan oleh divisi penjual dan divisi pembeli adalah:
a) Dasar yang digunakan sebagai landasan penentuan harga transfer. Dalam penentuan harga transfer, divisi pembeli dan divisi penjual harus menyepakati dasar yang akan dipakai sebagai landasan penentuan harga transfer: biaya dan harga pasar. Biaya yang dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer adalah biaya penuh: biaya penuh sesungguhnya dan biaya penuh standar.
b) Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dua faktor yang harus dirundingkan antara divisi penjual dengan divisi pembeli dalam menentukan besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer adalah:
 Dasar yang digunakan untuk menentukan laba yang diperhitungkan dalam harga transfer.
 Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Laba yang diperhitungkan dalam harga transfer dapat ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari biaya penuh atau berdasarkan aktiva penuh yang digunakan untuk memproduksi produk. Jika laba ditentukan sebesar persentase tertentu dari biaya penuh, harga transfer yang dihasilkan tidak memperhitungkan modal yang diperlukan dalam memproduksi produk yang ditransfer. Aktiva penuh merupakan dasar yang baik untuk memperhitungkan laba dalam harga transfer, namun banyak masalah yang timbul dalam memperhitungkan aktiva penuh sebagai investment base. Jika aktiva penuh divisi dipakai sebagai dasar penentuan laba yang diperhitungkan dalam harga transfer, dua factor yang harus dipertimbangkan adalah:
 Jenis aktiva yang diperhitungkan sebagai dasar
 Cara penilaian aktiva yang digunakan sebagai dasar
            Jenis aktiva yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer dapat digolongkan menjadi dua kelompok: aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Jenis aktiva yang diperhitungkan dalam aktiva lancar divisi penjual adalah aktiva lancar yang digunakan untuk operasi divisi penjual. Dengan demikian investasi sementara dalam surat berharga tidak diperhitungkan sebagai aktiva yang dipakai sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer. Begitu pula dengan investasi jangka panjang divisi penjual tidak diperhitungkan dalam aktiva tidak lancar yang dipakai sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer.
            Aktiva tetap yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer adalah kondisi aktiva tetap divisi penjual pada awal tahun berlakunya harga transfer. Jika dalam tahun berjalan, divisi penjual melakukan investasi dalam aktiva tetap, jumlah investasi ini biasanya diperhitungkan dalam penentuan harga transfer tahun berikutnya. Begitu pula jika dalam tahun berjalan divisi penjual melakukan penghentian pemakaian aktiva tetapnya, perubahan ini baru diperhitungkan dalam penentuan harga transfer tahun berikutnya.
Dalam penentuan harga transfer berdasarkan biaya, terdapat berbagai pilihan tipe biaya yang digunakan sebagai dasar: biaya sesungguhnya atau biaya standar. Tipe biaya manapun yang dipilih, biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer dapat direkayasa dengan salah satu dari tiga metode biaya: full costing, variable costing, activity based costing.
            Dalam penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar, harga transfer dihitung dengan menggunakan metode harga pasar minus. Harga yang berlaku di pasar dikurangi dengan potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual untuk mendapatkan harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi pembeli. Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk merupakan biaya kesempatan baik bagi divisi penjual maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat.
            Karena penentuan harga transfer memerlukan proses negosiasi antar manajer divisi yang terlibat, perlu dibuat aturan negosiasi, sehingga masing-masing manajer menggunakan dasar yang sama untuk membahas berbagai unsur yang akan diperhitungkan dalam harga transfer. Di samping itu, karena terdapat kemungkinan terjadinya perselisihan pendapat antar manajer divisi yang terlibat, perlu dibentuk lembaga arbitrase untuk memberi kesempatan kepada para manajer tersebut untuk mengajukan dan menyelesaikan berbagai perbedaan yang tidak dapat mereka selesaikan dalam proses negosiasi.

9. Praktik Harga Transfer
            Dalam praktiknya, beberapa metode penentuan harga transfer digunakan bersamaan. Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga transfer antara lain tujuan perusahaan: apakah tujuannya adalah mengelola beban pajak, atau mempertahankan posisi daya saing perusahaan, atau mempromosikan evaluasi kerja yang setara.













BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba

Metode yang digunakan dalam menentukan harga transfer ada 3 yaitu:
1.      Metode Variable Cost
2.       Metode Full Cost
3.        Metode Market Price
4.      Metode Negotiated Price

B . Saran
Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari.